Cerita tentang seekor keledai

- September 16, 2011
Pernahkan Anda mendengar pepatah yang mengatakan “Hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali.” Pepatah ini adalah suatu ungkapan kebodohan seseorang yang tidak mau mengambil hikmah dari kesalahan yang sama akan mirip seperti keledai. Keledai memang selalu diidentikkan dengan hewan yang bodoh. Namun kisah dibawah ini cerita lain tentang keledai..
Dikisahkan pada suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur yang cukup dalam. Sementara si petani, sang pemiliknya, memikirkan apa yang harus dilakukannya untuk menyelamatkan keledai tersebut. Akhirnya, petani tersebut meski berat hati memutuskan bahwa keledai itu sudah tua dan sumur itu juga perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi tidak berguna menolong si keledai miliknya. Ia-pun kemudian mengajak tetangganya untuk membantu-nya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah dan memasukkannya ke dalam sumur.
Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia berusaha meronta-ronta. Tetapi kemudian, ia menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang melihatnya.Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Si keledai akhirnya bisa meloncat dari sumur dan kemudian melarikan diri.
Sahabatku rahimakumullah,
Hikmah singkat yang bisa kita ambil di balik kisah diatas antara lain adalah, bahwa kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Kotoran di sini adalah ibarat segala permasalahan hidup yang kita hadapi. Bukankah setiap hari kita menghadapi permasalahan-permasalahan yang terkadang membingungkan kita. Cara yang diambil oleh sang keledai untuk keluar dari “sumur” (kesedihan dan masalah) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan (pengalaman).
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah ke depan. Kita dapat keluar dari ‘sumur’ yang terdalam dengan terus berjuang,jangan pernah menyerah! Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik !!!
Guncangkanlah diri Anda dari segala kebencian kepada sesama; Guncangkanlah pikiran Anda dari segala bentuk kecemasan. Guncangkanlah hati dan jiwa Anda agar dari segala kotoran (masalah) agar dapat keluar dari segala permasalahan yang Anda hadapi.
Sahabatku,
Keledai itu dalam kisah populer di atas telah memberi contoh yang baik dan manfaat bagi ikita. Dan tak ada salahnya, kita belajar dari keledai. Bukankah Allah swt berfirman,
“Rabbana ma khalaqta hadza bathila”,
“Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.
Segala sesuatu yang telah diciptakan Tuhan dimuka bumi punya maksud dan tujuan tersendiri. Tidak luput dari sentuhanNya yang bersifat ar-Rahman dan ar-Rahim. Dan tentunya lewat keledai dan sang petani tersebut Tuhan mengajari hambaNya yang mau berfikir agar berusaha keluar dari kesulitan hidup.
Maha benar Allah dengan segala firmanNya.