BERSERAH DIRI

- August 03, 2006
Imam Suhadi - suhadi@atelir.telkom.co.id
Date: Thu, 11 Feb 1999
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Kata "Berserah Diri" sangat mudah untuk diucapkan namun sulit untuk dilaksanakan. Padahal kalau kita bedah Al Qur'an inilah KUNCI seorang menuju Tuhan-Nya. Dan berserah diri inilah cara untuk keluar dari dominasi hawa nafsu (QS 4:69)
Ini harus selalu kita sertakan setelah kita bertaubat. Karena dengan inilah Allah akan memberikan rahmat-Nya pada kita. Bagaimana untuk berserah diri pada Allah?
Berserah diri pada dasarnya adalah "penyerahan diri" kita untuk diatur oleh Allah. Bukan diatur oleh pikiran kita, bukan diatur oleh hawa nafsu kita. Berserah diri dapat kita lakukan dengan menyadari bahwa
:
1. Menyadari Segala Aktivitas
Berserah diri bukan berarti Qadariyah. Semua yang akan kita lakukan (aktivitas dan karya) harus selalu kita rencanakan untuk hasil terbaik. Namun harus disadari, jangan sampai perencanaan kita melakukan aktivitas itu berdasarkan hawa nafsu. Karena apabila mengikuti hawa nafsu ini artinya Tidak Lagi Berserah diri.
Rencanakan dan lakukanlah segala sesuatu dengan niatan untuk mendekatkan diri pada Allah.
Dalam melaksanakan ini, kita akan menghadapi banyak kondisi, ketidak jelasan apakah ini Hawa Nafsu atau Berserah Diri. Maka berdoalah : "Wahai Rabb aku berlindung kepada engkau dari hawa nafsu yang ada dalam diri hamba, hamba niatkan aktivitas ini sebagai ungkapan penyerahan diri hamba kepada Engkau, maka ampunilah apabila hamba salah, dan rahmatilah hamba".
Disinilah ungkapan tertinggi : "Laa Hawla wala Kuwwata illa billah" termanifestasi.
2. Segala sesuatu terjadi (ada) adalah kehendak (iradah) Allah.
Menyadari apapun yang terjadi, apakah kesulitan atau permasalahan, atau bahkan kesenangan dan kemuliaan adalah kehendak Allah semata. Bukan karena kita.
Dengan menyadari ini, maka kita tidak bersedih (mengeluh) ketika ditimpa kesulitan, dan tidak akan berbangga apabila mendapatkan kemuliaan. Semua terjadi karena Allah, apalah yang patut disedihkan dan dibanggakan.
Bahkan ke-"rajinan" kita dalam beribadah pun TIDAK PATUT kita banggakan karena itu semua adalah kehendak Allah.
Dengan berlaku berserah diri ini, saya jamin, pasti akan semakin banyak ujian. Baik yang baik (enak) maupun buruk (tidak enak). Kalau kita tidak merasakan adanya ujian ini permasalahannya. Dengan ujian ini apabila kita lulus, Insya Allah, Dia akan membimbing kita menuju jalan-Nya yang lurus.
LATIHAN BERSERAH DIRI
Dalam tasawuf ada yang dikenal dengan kata riyadhah (Latihan). Ini sesungguhnya adalah latihan jiwa untuk dapat berserah diri. Ada yang dilakukan dengan dzikir-dzikir tertentu.
Saran saya, sempatkanlah setiap diri melakukan Latihan Berserah diri (minimal) 1 kali seminggu. Lakukanlah pada malam hari ketika orang lain sedang tertidur. Karena waktu ini, adalah waktu yang paling dekat antara Allah dan hamba-Nya. Jadikanlah ini sarana muraqabah kita pada-Nya.
Ingat-ingat lah dosa-dosa yang kita lakukan. Mohonlah ampun kepada-Nya. Dan bersyahadatlah kepada-Nya. Sebagai ungkapan persaksian bahwa Allah adalah ilah bagi diri kita, bukan yang lainnya. Juga bukan hawa nafsu kita. Lalu serahkanlah diri kita pada-Nya.
Jangan berpikir apa-apa (kosongkan pikiran). Lepaskanlah diri (seakan-akan hati kita berkata : "Ya Allah silakan atur diri ini oleh Mu"). Apa yang Allah akan perbuat bagi kita pasrahkan saja. Lakukan terus menerus, sambil terus berdoa dalam hati "Ya Allah terimalah taubat hamba".
Lakukan sampai pagi, apabila mengantuk dan terasa mau tidur, tidur saja.
Langkah ini walaupun tidak disertai dzikir-dzikir, tapi disertakan secara terus menerus dengan doa mohon ampun diatas. Dan berserah diri ini merupakan tujuan dari dzikir dan ibadah yang paling tinggi nilainya di sisi Allah.
FANA
Fana artinya lenyap. Lenyap diri kita dalam keberserahan diri kita pada Allah. Seperti dikatakan Mursyid Mas Sigit, fana (kondisi berserah diri) yang terbaik adalah dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu mengimplementasikan LATIHAN BERSERAH DIRI (kondisi dan suasana keberserahan diri) kita pada kehidupan sehari-hari.